Tut Wuri Handayani Ki Hajar Dewantara

Indonesian National Education Day 2018 Indogro Institute

Arti Tut Wuri Handayani Menurut Ki Hajar Dewantara

Selamat datang kembali di website gellsy.com. Penulis akan kembali mengulas tentang dunia pendidikan khususnya tut wuri handayani di Indonesia.

Tahukah anda ada satu tokoh yang mempunyai peran yang cukup besar dalam perkembangan pendidikan, yaitu Ki Hajar Dewantara.

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Ki Hajar Dewantoro, tokoh yang paling masyur dan banyak berjasa bagi negara ini. Selain itu, Beliau juga termasuk Pahlawan Nasional.

Tokoh ini mempunyai 3 slogan tentang pendidikan, ialah salah satunya Tut Wuri Handayani. Kalimat yang menjadi slogan dalam pendidikan di Indonesia. Apa arti tut wuri handayani? Bagaimana sejarahnya semboyan tersebut? Dan apa makna didalamnya?

Untuk menjawab beberapa pertanyaan diatas langsung saja baca ulasan selengkapnya dibawah ini.

Tut Wuri Handayani

Tut wuri handayani artinya seorang yang harus mempunyai keinginan dan bisa memberikan motivasi kepada orang lain dari belakang. Dalam konteks pendidikan ini berkaitan dengan peran seorang guru dalam mendorong semangat belajar murid.

Contohnya bisa saja berupa dukungan moral yang mampu memberikan motivasi yang tinggi.

Kalimat Tut Wuri Handayani berasal dari gabungan kata Tut Wuri yang berarti mengikuti dari belakang. Kemudian kata Handayani yang berarti sumbangasih dorongan moral dan motivasi.

Sehingga semboyan tersebut mempunyai arti makna sikap seseorang yang senantiasa memberikan dorongan moral atau motivasi dari belakang kepada orang lain.

Sebuah dorong moral dan motivasi merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam menjalani hidup. Bila seseorang sudah kehilangan motivasi maka dia akan cenderung melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat.

Semboyan Tut Wuri Handayani menjadi ajaran kepemimpinan pada dunia pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Bila kalimat ini diresapi secara mendalam, maka akan muncul makna yang luas.

Semisal jika telusuri pada tujuan utama dari semboyan ini adalah untuk menghasilkan pribadi manusia yang mandiri dan unggul. Serta memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan berani, serta tanpa bergantung kepada orang lain.

Dalam konteks pendidikan ini, kalimat inilah menjadi sarana untuk membentuk pribadi murid yang berani dan mandiri. Sehingga output dari pendidikan adalah para pelajar yang kuat secara mental dan memiliki kemantapan dalam memegang teguh pendirian.

Ki Hajar Dewantara

Biografi sekilas Ki Hajar Dewantara, lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Beliau adalah keturunan dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta.

Ketika beliau berusia 40 tahun, namanya pun diganti menjadi Ki Hadjar Dewantara. Dengan menggunakan nama yang tidak terdapat gelar bangsawan, Beliau bisa dengan mudah berhubungan langsung dengan rakyat.

Ki Hadjar Dewantara ialah salah satu pendiri dari Nationaal Onderwijs Instituut Taman siswa atau lebih dikenal dengan nama Taman siswa. Tepatnya pada tanggal 3 Juli 1922, Beliau bersama teman-temannya membangun lembaga pendidikan tersebut.

Ciri khas dari lembaga pendidikan ini adalah lebih menekankan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada bangsa dan tanah air. Dengan begitu motivasi untuk merdeka dapat dipupuk dengan baik.

Namun perjuangan beliau juga tidak lepas dari gangguan pihak kolonial Belanda. Untuk menghalau perjuangan Ki Hadjar dan kawan-kawannya. Pada tanggal 1 Oktober 1932, pemerintahan Belanda mengeluarkan peraturan Ordonasi Sekolah Liar.

Dengan perjuangan yang sangat kuat dan gigih dalam memperjuangkan hak belajar di Indonesia, akhirnya peraturan tersebut dicabut oleh pemerintahan belanda.

Ketika masa penjajahan Jepang. Ki Hadjar Dewantara bersama Soekarno, Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur membentuk dan memimpin organisasi bernama Putera (Pusat Tenaga Rakyat). Kegiatannya mencangkup bidang pendidikan dan politik.

Sejarah Tut Wuri Handayani

Sejarah pendidikan yang ada di Indonesia sekarang tidak bisa lepas dari peran dari bapak pendidikan Indonesia, adalah Ki hajar Dewantara. pada zaman dahulu kala, Beliau membangun sebuah lembaga pendidikan yang dinamakan Taman Siswa.

Dari situlah perjuangan beliau bermula dan berkembang, sehingga menginspirasi banyak orang.

Taman Siswa mempunyai tujuan untuk melawan model pendidikan kolonial yang saat itu hanya menguntungkan segelintir golongan. Melalui pendidikan inilah usaha dalam menyadarkan bangsa ini akan penjajahan dimulai.

Selain itu, menumbuhkan sikap melawan terhadap kolonialisme yang tidak merenggut tanah air, namun juga budaya asli.

Semboyan Tut Wuri Handayani dicetuskan pertama kalinya oleh Ki Hajar Dewantara. Tepatnya ketika Beliau mendirikan sekolah Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1992 Masehi. Kalimat ini dijadikan sebagai salah satu 7 pasal asas pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara.

Logo Tut Wuri Handayani

Logo Tut Wuri Handayani adalah logo yang diciptakan untuk lambang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Pembuatan lambang Tut Wuri Handayani adalah hasil sayembara yang diselenggarakan oleh Panitia yang bekerjasama dengan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Logo ini mulai atau sudah digunakan sejak tahun 1977, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 0398/M/1977, tanggal 6 September 1977.

Penggunaan logo ini juga diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2013, tentang Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lambang Tut Wuri Handayani

1. Bidang Segi Lima Berwarna Biru

Bidang segi lima berwarna biru Mempunyai arti kejujuran, ketenangan, kesetiaan, kehandalan, keharmonisan, kesabaran, dan kepekaan. Selain itu berarti alam kehidupan Pancasila yang memiliki lima sila.

2. Semboyan Tut Wuri Handayani

Semboyan Tut Wuri Handayani ialah sebuah slogan yang paling populer dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem atau cara pendidikannya di Indonesia. Atas jasa-jasa beliau, hari lahir Ki Hajar Dewantara diabadikan dan diperingati setiap tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional.

3. Garuda Putih

Garuda Putih Memberikan gambaran sifat keberanian yang sangat suci, dinamis, gagah perkasa, sanggup dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: “Satu kata dengan perbuatan Pancasilais”

4. Gambar Belencong Berapi

Gambar Belencong Berapi adalah salah satu lampu digunakan pada pertunjukan wayang kulit. Dalam logo Tut Wuri Handayani ini artinya bahwasanya pendidikan merupakan cahaya bangsa dan bisa menerangi kegelapan dan kehidupan.

5. Gambar Buku

Gambar buku adalah kiasan sumber ilmu pengetahuan sebagai kekuatan menjalani kehidupan.

Panduan Warna dan Penggunaan Font

Untuk menggunakan logo Tut Wuri Handayani secara tepat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah memberikan panduan warna dan penggunaan font pada gambar di bawah ini:

Logo Tut Wuri Handayani yang digunakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Untuk kebutuhan cetak, panduan warna yang digunakan adalah menggunakan warna proses cetak yang terdiri dari C (Cyan), M (Magenta), Y (Yelow), dan K (Key/Hitam). Masing-masing warna mempunyai komposisi yang berbeda sesuai dengan yang tertera pada gambar diatas.

Sedangkan untuk kebutuhan tampilan pada monitor komputer, LCD Projector, atau media elektronik lainya, penggunaan warna bisa mengacu pada komposisi warna R (Red), G (Green), B (Blue).

Logo Tut Wuri Handayani Hitam Putih

Jika Kamu ingin menggunakan logo Tut Wuri Handayani dalam format warna hitam-putih, semua warna yang terdapat dalam logo dapat dihilangkan kecuali pada outline gambarnya.

Logo Tut Wuri Handayani SD

Logo Tut Wuri Handayani SD Adalah sama dengan logo tut wuri handayani yang di gunakan oleh dinas pendidikan di indonesia, Sedangkan perbedaan cuman hanya di warna saja dengan warna merah.

Logo Tut Wuri Handayani SMP

Logo Tut Wuri Handayani SD Adalah sama juga dengan logo tut wuri handayani yang di gunakan oleh dinas pendidikan di indonesia, Sedangkan perbedaan cuman hanya di warna saja dengan warna biru.