Pis Pk Manual Pptx
Kebijakan pis pk
No notes for slide
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua Materi kebijakan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga merupakan materi dasar dari TOT dan pelatihan Manajemen Puskesmas. Adapun setelah mengikuti materi pembelajaran ini diharapkan peserta mampu memahami kebijakan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga, yang merupakan Tujuan Pembelajaran umumnya. Dan Tujuan Pembelajaran Khususnya adalah peserta mampu memahami konsep kebijakan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga dan penguatan Puskesmas melalui pendekatan keluarga yang holistik. Bapak Ibu, Menurut UU nomor 36 tahun 2019 tentang Kesehatan: Setiap orang berhak untuk memperolah pelayanan kesehatan dan mendapatkan informasi dan edukasi kesehatan. Selain hak, masyarakat juga punya kewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, biologi maupun sosial, berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya serta ikut serta dalam program JKN. Untuk memenuhi hak masyarakat tersebut, Pemerintah bertanggung jawab dalam memberikan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Serta memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. Pendekatan keluarga merupakan salah satu upaya yang dilaksanakan Pemerintah dalam pemenuhan hal tersebut, sebagai bentuk perwujudan tanggungjawab pemerintah. Hal yang diatur dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan sejalan dengan visi misi Presiden terkait Pembangunan Kesehatan. Visi Presiden adalah "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong". Upaya untuk mewujudkan visi ini dilakukan melalui 7 misi pembangunan, dimana pada misi ke-4 adalah mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Dalam pembangunan nasional 2015-2019 kita juga ingin membangun kemandirian di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian dalam budaya yang dikenal dengan TRISAKTI. Untuk mewujudkan TRISAKTI tersebut maka ditetapkan 9 agenda prioritas (NAWACITA), dimana pada agenda ke-5 dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang akan dicapai melalui program Indonesia pintar, program Indonesia sehat dan program Indonesia kerja dan program Indonesia sejahtera. Dalam Program Indonesia sehat terdapat 3 pilar yang akan dilakukan yaitu: 1) Mewujudkan paradigma sehat; 2) Penguatan Pelayanan Kesehatan; dan 3) Jaminan Kesehatan Nasional. Salah satu upaya untuk mengintegrasikan ke 3 pilar tersebut dilakukan melalui Pendekatan Keluarga dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, untuk mencapai Keluarga Sehat. Dalam rangka penguatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan perbatasan maka Kemenkes akan menempatkan tenaga kesehatan secara tim yang kita namakan program “NUSANTARA SEHAT”. PROGRAM INDONESIA SEHAT dengan 3 pilar pencapaian yaitu PELAKSANAAN PARADIGMA SEHAT, PENINGKATAN AKSES dan MUTU PELAYANAN KESEHATAN, serta PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL bagi seluruh penduduk pada akhir tahun 2019, yang tertuang dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019. Pilar 1. Paradigma Sehat : Paradigma sehat merupakan upaya Kementerian Kesehatan untuk merubah pola pikir stakeholder dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dengan peningkatan upaya promotif – preventif, pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan keluarga, peningkatan keterlibatan lintas sektor dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Pilar 2. Penguatan Pelayanan Kesehatan Penguatan pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk menjamin keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengacu pada 3 (tiga) hal penting sebagai berikut: Peningkatan akses terutama pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), Optimalisasi Sistem Rujukan, peningkatan mutu pelayanan kesehatan Penerapan pendekatan continuum of care. Intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk). Pilar 3. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Program JKN ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia, baik Penerima Bantuan Iuran (PBI) ataupun Non-PBI. Dalam pengembangan JKN ini Kementerian Kesehatan fokus pada pengembangan benefit package, menggunakan sistem pembiayaan asuransi dengan azas gotong royong, serta melakukan kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkan itu semua, maka diperlukan upaya terobosan dalam PELAYANAN KESEHATAN yaitu pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga ini merupakan cara pandang dan cara kerja baru bagi institusi pelayanan kesehatan yakni secara aktif menjangkau seluruh keluarga yang ada dalam wilayah kerjanya dan TIDAK HANYA BERSIFAT MENUNGGU seseorang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Kenapa keluarga?? Karena Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang menjadi inti Pembangunan Kesehatan sesuai UU 36 tahun 2009. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga pada dasarnya merupakan integrasi pelaksanaan program-program kesehatan baik upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target / fokus keluarga, berdasarkan informasi kondisi kesehatan dari Profil Kesehatan Keluarga. . Yang dimaksud dengan Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga. Sehingga Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung saja, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP & UKM secara berkesinambungan, dengan target keluarga, didasari informasi kondisi kesehatan dari profil kesehatan keluarga (sehingga informasinya valid) dan memberikan intervensi awal bila ada masalah kesehatan terhadap 12 indikator seperti yang terdapat pada Paket Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga). Selanjutnya Puskesmas akan melakukan analisis terhadap hasil kunjungan keluarga dan merencanakan upaya intervensi yang dilakukan terhadap masalah kesehatan yang dibahas dalam forum lokakarya mini Puskesmas. Dengan demikian pendekatan keluarga tidak hanya berupa pendataan/sensus saja. Tujuan Pendekatan Keluarga: 1. Mengintegrasikan seluruh program di puskesmas 2. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif 3. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota 4. Mendukung pelaksanaan JKN 5. Mendukung tercapainya program indonesia sehat Semua program kesehatan dilaksanakan berdasarkan siklus hidup. Begitu juga dengan pendekatan keluarga dalam penerapan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan berkesinambungan (continuum of care). Hal ini berarti bahwa pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia (life cycle), sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi bayi, tumbuh menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda (usia produktif), dan akhirnya menjadi dewasa tua ata usia lanjut. Untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia, maka fokus pelayanan kesehatan harus pada keluarga. Pemberian pelayanan kesehatan pada individu harus dilihat dan diperlakukan sebagai bagian dari keluarganya. Upaya mewujudkan Keluarga Sehat menjadi titik awal terwujudnya masyarakat sehat. Upaya membina perilaku hidup sehat di keluarga merupakan kunci bagi keberhasilan upaya menciptakan kesehatan masyarakat. PROGRAM INDONESIA SEHAT dengan 3 pilar pencapaian yaitu PELAKSANAAN PARADIGMA SEHAT, PENINGKATAN AKSES dan MUTU PELAYANAN KESEHATAN, serta PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL bagi seluruh penduduk pada akhir tahun 2019, yang tertuang dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019. Pilar 1. Paradigma Sehat : Paradigma sehat merupakan upaya Kementerian Kesehatan untuk merubah pola pikir stakeholder dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dengan peningkatan upaya promotif – preventif, pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan keluarga, peningkatan keterlibatan lintas sektor dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Pilar 2. Penguatan Pelayanan Kesehatan Penguatan pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk menjamin keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengacu pada 3 (tiga) hal penting sebagai berikut: Peningkatan akses terutama pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), Optimalisasi Sistem Rujukan, peningkatan mutu pelayanan kesehatan Penerapan pendekatan continuum of care. Intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk). Pilar 3. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Program JKN ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia, baik Penerima Bantuan Iuran (PBI) ataupun Non-PBI. Dalam pengembangan JKN ini Kementerian Kesehatan fokus pada pengembangan benefit package, menggunakan sistem pembiayaan asuransi dengan azas gotong royong, serta melakukan kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkan itu semua, maka diperlukan upaya terobosan dalam PELAYANAN KESEHATAN yaitu pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga ini merupakan cara pandang dan cara kerja baru bagi institusi pelayanan kesehatan yakni secara aktif menjangkau seluruh keluarga yang ada dalam wilayah kerjanya dan TIDAK HANYA BERSIFAT MENUNGGU seseorang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Yang dimaksud Puskesmas menurut permenkes 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah : merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif kepada seluruh masyarakat di wilayah kerjanya. Harapannya Puskesmas akan sepi dari orang sakit tapi akan ramai dengan orang yang datang untuk mendapatkan informasi kesehatan. Sehingga Puskesmas tidak hanya sebagai tempat orang sakit datang untuk diobati tetapi sebagai tepat untuk mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan. Melalui pendekatan keluarga, akan memperkuat Puskesmas dalam melakukan tugasnya, sebagai fasyankes yang lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang : Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu Hidup dalam lingkungan sehat; dan Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat Berdasarkan prinsip paradigma sehat Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerja. Sesuai dengan Permenkes 75 tahun 2014 Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi: penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya, baik UKM esensial dan UKM Pengembangan penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan kedua fungsi tersebut Puskesmas melaksanakan pendekatan keluarga yang terdiri dari 12 Indikator keluarga sehat, sebagai upaya pengintegrasian seluruh upaya yang dilakukan Puskesmas. 12 indikator utama ini telah disepakati untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga yang merupakan area prioritas yang dapat memberikan dampak yang signifikan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat tanpa meninggalkan program diluar area prioritas. Area prioritas tersebut yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta perilaku dan kesehatan lingkungan. Diluar Indikator tersebut, daerah dapat menambahkan sesuai kebutuhan daerah / lokal setempat. Terdapat empat hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pendekatan keluarga yaitu : Forum Komunikasi Internal Puskesmas dan jejaringnya : Kepala Puskesmas membangun integrasi lintas program, SDM dan Pembiayaan Forum Komunikasi Eksternal yang dikembangkan untuk Kontak dengan Keluarga : melalui dukungan lintas sektor, kecamatan dan kelurahan/desa, FGD Melalui Dasa Wisma/PKK, Forum-forum yang sudah ada di masyarakat (Rembug Desa, Dll) dan kesempatan konseling di UKBM (Misal: Posyandu) Keterlibatan tenaga masyarakat sebagai Mitra: Kader Kesehatan, Pengurus Organisasi Kemasyarakatan Setempat (Misal: PKK, Karang Taruna, Dll) Instrumen yang digunakan di Tingkat Keluarga : baik secara manual dengan formulir Prokesga (tercetak/manual) atau elektronik (aplikasi keluarga sehat atau web) dan paket Informasi keluarga (Pinkesga) Prokesga merupakan formulir instrumen yang dipergunakan atau sebagai sarana untuk merekam dan menyimpan status kesehatan keluarga seluruh anggota keluarga, masalah kesehatan, perilaku dan lingkungan rumah. Formulir ini dapat berbentuk manual (tercetak) atau elektronik (aplikasi: gadget dan web/desktop). Materi ini akan dibahas lebih lanjut pada materi menajemen data oleh (Pusdatin dan balitbangkes). Puskesmas dapat melakukan pengadaan form ini dengan menggunakan dana BOK. Formulir elektronik (gadget) dapat diadakan oleh Dinkes kabupaten/kota melalui dana DAK Fisik, untuk Puskesmas. Formulir-formulir untuk setiap anggota keluarga dari satu keluarga yang telah diisi, kemudian dimasukkan ke dalam formulir rekapitulasi (jika menggunakan aplikasi, maka rekapitulasi akan terjadi secara otomatis). Penilaian Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut: Nilai indeks > 0,800: keluarga sehat Nilai indeks 0,500 – 0,800: pra-sehat Nilai indeks < 0,500: tidak sehat Kepala Puskesmas memastikan Puskesmas menggunakan sistem manual atau elektronik untuk mengumpulkan hasil kunjungan keluarga. Paket informasi keluarga (Pinkesga) berupa flyer untuk diberikan kepada keluarga yang dikunjungi sebagai media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Flyer yang dimaksud adalah flyer tentang Keluarga Berencana (KB), Pemeriksaan Kehamilan, Imunisasi, ASI Eksklusif, Penimbangan Balita, Tuberkolosis, Hipertensi, Kesehatan Jiwa, Bahaya Merokok, Sarana Air Bersih, Jamban Sehat, dan Jaminan Kesehatan Nasional. Hal ini merupakan informasi terkait 12 indikator Keluarga Sehat. Untuk Pembina Keluarga dilengkapi dengan Buku Saku Keluarga Sehat. Bagaimana mekanisme integrasi antara Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan Puskesmas? UKBM merupakan wahana pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. UKBM juga salah satu wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan berbasis pada potensi sumberdaya yang tersedia dan atau dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan UKBM-UKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih kurang efektif. Hal ini karena ketika saat kunjungan rumah terdapat anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan, dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan Puskesmas. Selain itu, keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan berbagai faktor risiko lainnya, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM dan/atau petugas profesional Puskesmas. Kenapa Puskesmas harus pro aktif turun mengunjungi keluarga dan masyarakat? Karena masih banyak permasalahan kesehatan yang belum ditemukan oleh Puskesmas, sebagai contoh: Masih banyak Balita yang tidak datang penimbangan ke posyandu. Dengan kunjungan rumah, Balita yang belum pernah ditimbang akan terdeteksi dengan kegiatan ini dan dianjurkan untuk ke Posyandu atau Puskesmas. Pada Penyakit Tidak Menular (PTM),contoh hipertensi, dari hasil survei, terdapat 2/3 penderita hipertensi yang belum sadar bahwa mereka menderita hipertensi. Hanya 1/3 penderita yang mau datang ke Puskesmas/fasilitas kesehatan. Sehingga dengan pendekatan keluarga akan dapat menjaring seluruh penderita atau penduduk yang beresiko hipertensi, untuk mau memeriksakan diri secara teratur ke Posbindu atau Puskesmas. Manajeman Pendekatan keluarga terintegrasi dengan manajemen Puskesmas yang dilakukan mulai dari proses perencanaan (P1), pergerakan pelaksanaan (P2) sampai proses pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3). Langkah pertama adalah Persiapan yang didalamnya adalah sosialisasi internal dan eksternal petugas ataupun alih pengetahuan terkait PIS-PK dari petugas Puskesmas yang telah dilatih dengan petugas lainnya yang ada di Puskesmas karena yang akan melaksanakannya adalah seluruh petugas Puskesmas, serta pengorganisasian. Selanjutnya Pembina Keluarga melakukan kunjungan rumah untuk pengumpulan informasi kondisi kesehatan keluarga menggunakan formulir Prokesga (tercetak/manual) dan elektronik (aplikasi keluarga sehat) dan intervensi awal dengan promosi kesehatan dengan menggunakan pinkesga. Informasi kondisi kesehatan keluarga tersebut oleh tenaga pengelola data Puskesmas dimasukkan ke pangkalan data serta melakukan pengolahan informasi. Hasil kunjungan keluarga diolah untuk menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS). Tim manajemen Puskesmas bersama pembina keluarga dan penanggung jawab program-program menganalisa hasil kunjungan keluarga yang telah diolah tersebut, merumuskan intervensi terhadap masalah kesehatan dan menyusun rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan Puskesmas. Kemudian Pembina Keluarga melalui kunjungan rumah selanjutnya, dalam upaya melaksanakan intervensi masalah kesehatan dari hasil analisis sesuai kemampuan dan kewenangannya serta juga melaksanakan pengorganisasian masyarakat dan pembinaan UKBM. Bila dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan ada diluar kemampuan dan kewenangan Pembina keluarga, maka Pembina keluarga akan meminta penanggung jawab program terkait di Puskesmas untuk melakukan intervensi. Selain itu dilaksanakan pelayanan kesehatan (dalam dan luar gedung) oleh tenaga kesehatan Puskesmas sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing. Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam langkah-langkah manajemen Puskesmas yang mencakup P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan-Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-Pengendalian-Penilaian). Kepala Puskesmas memastikan seluruh tahapan proses pelaksanaan PIS-PK berjalan dengan baik, terintegrasi dengan pelaksanaan manajemen Puskesmas. Kepala Puskesmas memastikan seluruh kebutuhan sumberdaya dalam pelaksanaan PIS-PK dapat tersedia melalui perencanaan Puskesmas, sehingga total coverage kunjungan keluarga dapat tercapai. Dalam tahap persiapan pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, Puskesmas perlu melakukan integrasi program, SDM dan pendanaan. Puskesmas melakukan integrasi terhadap seluruh upaya/program yang akan dilakukan, sehingga kunjungan keluarga yang dilakukan melalui pendekatan akan meningkatkan capaian setiap program yang ada. Diperlukan integrasi SDM dalam upaya pengaturan atau pengorganisasian secara internal Puskesmas. Puskesmas menetapkan tim pembina Keluarga yang menjadi penanggungjawab dari setiap wilayah kerja Puskesmas. Pembina Keluarga, yaitu tenaga kesehatan Puskesmas yang telah mengikuti pelatihan atau memiliki pengetahuan tentang Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Pembina keluarga bertanggung jawab mengumpulkan data kesehatan keluarga, melakukan analisis Prokesga di wilayah binaannya, melakukan koordinasi lintas program untuk intervensi masalah keluarga di wilayah binaannya, serta melakukan pemantauan kesehatan keluarga. Jika SDM tidak cukup, dapat dilakukan Perekrutan petugas pendataan yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas berdasarkan pada analisis kebutuhan tenaga pendataan dengan mempertimbangkan aspek ketersediaan tenaga di Puskesmas, jumlah keluarga di wilayah kerja Puskesmas, luas wilayah kerja, kondisi geografis wilayah kerja, dan pendanaan. Perekrutan petugas pendataan dapat dilaksanakan apabila hasil dari analisis kebutuhan tenaga menyatakan bahwa membutuhkan tenaga tambahan. Hal lain juga dapat dilakukan oleh Puskesmas dengan melakukan dengan Poltekkes yang ada di wilayah kab/kota tersebut. Puskesmas juga melakukan integrasi sumber-sumber pendanaan yang ada di Puskesmas seperti BOK, Kapitasi, ADD, APBD, CSR dan lain-lain. Sehingga pelaksanaan pendekatan keluarga dapat dilakukan dengan menggunakan dana yang sudah teralokasi untuk membiayai pelaksanaan program yang telah ada. Slide ini merupakan contoh pelayanan kesehatan di Puskesmas secara terintegrasi. Dimana ada peran yang dilakukan oleh Puskesmas, Dinkes kab.kota dan dinkes provinsi. Serta rumah sakit sebagai rujukan. Seorang anak yang menderita diare datang berobat ke Puskesmas. Hasil pemeriksaan klinis yang didukung dengan informasi kesehatan lingkungan keluarga dari hasil kunjungan, didapati bahwa anak tersebut ada pada keluarga yang tidak memiliki akses terhadap jamban dan air bersih. Hal ini juga didukung dengan adanya informasi kesehatan dimana anak tersebut berulang kali mengalami diare. Dengan kondisi tersebut, petugas kesehatan mengadvokasi keluarga atau perangkat desa untuk penyediaan jamban dan sarana air bersih melalui pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD). Bila kemudian anak tersebut menderita diare dengan dehidrasi berat, Puskesmas segera merujuk ke RS rujukan terdekat. Bila ternyata terjadi KLB diare di wilayah kerja Puskesmas tersebut, maka Puskesmas harus berkoordinasi dengan dinkes kab/kota dan atau dinkes provinsi bila dinkes kab/kota memerlukan dukungan dalam mengatasi KLB tersebut. Puskesmas dapat menggalakkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pelaksanaan Pendekatan Keluarga dengan Konsep Wilayah. Pelaksanaannya dimulai dari keluarga kemudian satu RT, selanjutnya berkembang menjadi satu RW, satu desa/kelurahan secara utuh baru berpindah ke desa/kelurahan lainnya, hingga total seluruh desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas dilaksanakan. Hal ini dilakukan secara total coverage untuk setiap tingkatan agar didapatkan Indeks Keluarga Sehat (IKS), mulai tingkat keluarga sampai tingkat kecamatan. Hasil IKS ditingkat Puskesmas dapat dijadikan tolok ukur kinerja Puskesmas oleh Kepala Puskesmas, dalam upaya mengatasi permasalahan kesehatan diwilayah kerjanya. Sesuai Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota, terdapat 12 indikator yang pencapaiannya harus 100%. Sebagian besar indikator SPM Bidang Kesehatan beririsan dengan 12 Indikator Keluarga Sehat. Terdapat 8 Indikator Keluarga Sehat terkait dengan Indikator SPM. Empat (4) indikator Keluarga Sehat yang tidak terkait dengan SPM adalah merokok, jamban sehat, akses terhadap air bersih dan anggota JKN. Sehingga jika pendekatan keluarga ini dilaksanakan dengan baik maka akan meningkatkan capaian SPM kabupaten/kota. SPM ini merupakan hal penting karena merupakan nilai kinerja dari kepala daerah (Bupati dan Walikota). Hal ini dapat digunakan sebagai media advokasi kepada kepala daerah untuk mendukung pendekatan keluarga ini. Di dalam mewujudkan pencapaian SPM, perlu melibatkan lintas sektor melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Kepala Puskesmas memanfaatkan informasi ini dalam upaya mengadvokasi pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran pelaksanaan PIS-PK melalui dana APBD. Upaya pengendalian Penyakit Tidak Menular dengan menerapkan gaya hidup sehat dalam menuju masa muda sehat, untuk hari tua nikmat dilakukan melalui Perilaku CERDIK, yaitu Cek kondisi kesehatan secara berkala; Enyahkan asap rokok; Rajin aktivitas fisik; Diet sehat dengan kalori seimbang; Istirahat yang cukup dan Kendalikan stress. Bagi penderita penyakit tidak menular, harus berperilaku PATUH, yaitu: Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter; Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur; Tetap diet sehat dengan gizi seimbang; Upayakan beraktivitas fisik dengan aman; Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya. CERDIK dan PATUH merupakan salah satu contoh bentuk program di bidang PTM yang sejalan dengan 3 kegiatan Germas dan dapat diintegrasikan dengan PIS-PK. Apakah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat itu ? Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Hal ini diatur dalam Instruksi Presiden No 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Tujuan dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah : Agar masyarakat berperilaku sehat, sehingga diharapkan berdampak pada : Kesehatan terjaga Jika sehat, produktivitas masyarakat meningkat Terciptanya lingkungan yang bersih Biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk berobat berkurang Di dalam Inpres nomor 1 tahun 2017 tentang Germas : Menetapkan kebijakan dan mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, melalui : 1. Peningkatan aktivitas fisik; 2. Peningkatan perilaku hidup sehat; 3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi; 4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit; 5. Peningkatan kualitas lingkungan; dan 6. Peningkatan edukasi hidup sehat. Bentuk Kegiatan Germas Hidup sehat dilakukan dengan cara antara lain : Melakukan aktivitas fisik Mengkomsumsi sayur dan buah Memeriksa kesehatan secara rutin Tidak merokok Tidak mengkonsumsi alkohol Membersihkan lingkungan Menggunakan jamban Pada tahun 2017, kita mulai secara nasional dengan melaksanakan kegiatan : Melakukan aktivitas fisik Mengonsumsi sayur dan buah Memeriksa kesehatan secara rutin Dengan adanya Germas, dapat dimanfaatkan oleh Kepala Puskesmas untuk mendapat dukungan lintas sektor dalam upaya menyelesaikan permasalahan kesehatan yang didapatkan dari 12 indikator Keluarga Sehat. Sebenarnya Pendekatan Keluarga bukanlah hal baru yang dilakukan Puskesmas. Puskesmas selama ini juga sudah melakukan beberapa kegiatan dengan sasaran keluarga yaitu Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) dan PHBS Rumah Tangga. Namun Pendekatan Keluarga saat ini dilaksanakan berdasarkan 12 indikator yang merupakan integrasi program dan mewakili 4 masalah priotitas (masalah kesehatan Ibu, anak. Penyakit menular dan penyakit tidak menular) dan dilaksanakan secara total coverage. Pendekatan Keluarga ini merupakan pengembangan dari kunjungan rumah yang dilakukan oleh program di Puskesmas (KIA, TB, Kesling dan lainnya) dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan: Kunjungan keluarga untuk mendapatkan informasi kondisi kesehatan keluarga dan peremajaan (updating) informasi keluarga. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif. Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung. Pemanfaatan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas. Pendekatan Keluarga sangat tepat untuk dilaksanakan saat ini karena: Dukungan terhadap pencapaian target SPM; Kemajuan teknologi komputer yang sangat memudahkan untuk pelaksanaan pengumpulan informasi kesehatan keluarga dan analisis; Ketersediaan SDM yang lebih baik, Tersedianya dana operasional yang cukup bagi Puskesmas (melalui DAK fisik dan non fisik, Kapitasi, APBD, ADD, dll) serta Komitmen yang tinggi dari seluruh stake holder. Sebagai informasi, pelaksanaan PIS-PK sudah dimulai sejak tahun 2015 melalui proses uji coba dan selanjutnya secara bertahap akan dilaksanakan di seluruh Puskesmas di Indonesia pada tahun 2019. Untuk tahun 2017 sesuai dengan Kepmenkes Nomor 85 tahun 2017 tentang Lokus PIS-PK telah ditetapkan 2926 Puskesmas yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga kita semua dapat bekerja sama dalam pelaksanaan Pendekatan Keluarga. Pergi berkebun buah delima Masukkan karung lalu diikat Mari kita melangkah bersama Untuk mewujudkan Indonesia Sehat. Terima kasih. Sebagai bahan Rujukan, pemateri dapat membaca: Permenkes nomor 39 tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaraan PIS PK Permenkes nomor 43 tahun 2016 tentang SPM Permenkes nomor 44 tehun 2016 tentang Manajemen Puskesmas Inpres Nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Kepmenkes nomor 85 tahun 2017 tentang lokus PIS PK Gallery 12 Indikator Pis Pk
Progres Implementasi Pis Pk Ppt Download
Peringkat Kabupaten Kota Dalam Pispk Di Jawa Bali Berita
Penganggaran Pelatihan Pis Pk Masih Bersumber Dana Pusat
Peringkat Kabupaten Kota Dalam Pispk Di Jawa Bali Berita
Strategi Peningkatan Iks Program Indonesia Sehat Dengan Pis Pk
Sosialisasi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
Perkembangan Pispk Di Provinsi Jawa Timur Berita Kesehatan
Pdf Overview Of Survey Results Of The Healthy Indonesia
89 Foto Gambar 12 Indikator Keluarga Sehat Paling Keren
Panduan Penugasan Ks
Kebijakan Pis Pk
Sandingan Capaian 12 Indikator Pis Pk Dan Program Pdf
Indikator Gugel
Pendekatan Keluarga Sebagai Pilar Pembangunan Kesehatan
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga Pis Pk
Capaian Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga
Implementasi Pis Pk Di Puskesmas Naga Kesiangan Youtube
Kuisioner Pendataan Keluarga Sehat Pis Pk Sampai 12 Art
Flyer 12 Indikator Keluarga Sehat Pinkesga
Pdf Changes In Blood Pressure Glucose Levels Insulin
Sosialisasikan Pispk Kepada Kepala Desa Wali Kota Tasik
Apakah Keluargamu Tergolong Keluarga Sehat Yuk Cek Sendiri
Ppt Materi Pis Pk Fera Salim Academia Edu
Comments
Post a Comment