Pengolahan Data Dengan Chisquare Biostatistika Kui6011
Chi Square Metode
Metode Uji Chi Square
Chi-Square disebut juga dengan Kai Kuadrat. Chi Square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal. (Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji chi square dengan merujuk bahwa harus digunakan uji pada derajat yang terendah).
Uji chi-square merupakan uji non parametris yang paling banyak digunakan. Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi responden atau sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana chi square dapat digunakan yaitu:
Rumus chi-square sebenarnya tidak hanya ada satu. Apabila tabel kontingensi bentuk 2 x 2, maka rumus yang digunakan adalah "koreksi yates".
Apabila tabel kontingensi 2 x 2 seperti di atas, tetapi tidak memenuhi syarat seperti di atas, yaitu ada cell dengan frekuensi harapan kurang dari 5, maka rumus harus diganti dengan rumus "Fisher Exact Test".
Pada artikel ini, akan fokus pada rumus untuk tabel kontingensi lebih dari 2 x 2, yaitu rumus yang digunakan adalah "Pearson Chi-Square".
Uji kai kuadrat (dilambangkan dengan "χ2" dari huruf Yunani "Chi" dilafalkan "Kai") digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel independen maupun dependennya berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit. Misalnya ingin mengetahui hubungan antara status gizi ibu (baik atau kurang) dengan kejadian BBLR (ya atau tidak).
Dasar uji kai kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi hasil observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut meyakinkan jika harga dari Kai Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga yang ditetapkan pada taraf signifikan tertentu (dari tabel χ2).
Uji Kai Kuadrat dapat digunakan untuk menguji :
1. Uji χ2 untuk ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Independency test).
2. Uji χ2 untuk homogenitas antar- sub kelompok (Homogenity test).
3. Uji χ2 untuk Bentuk Distribusi (Goodness of Fit)
Dalam melakukan uji kai kuadrat, harus memenuhi syarat:
- Sampel dipilih secara acak
- Semua pengamatan dilakukan dengan independen
- Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1 (satu). Sel-sel dengdan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total sel
- Besar sampel sebaiknya > 40 (Cochran, 1954)
Keterbatasan penggunaan uji Kai Kuadrat adalah tehnik uji kai kuadarat memakai data yang diskrit dengan pendekatan distribusi kontinu. Dekatnya pendekatan yang dihasilkan tergantung pada ukuran pada berbagai sel dari tabel kontingensi. Untuk menjamin pendekatan yang memadai digunakan aturan dasar “frekuensi harapan tidak boleh terlalu kecil” secara umum dengan ketentuan:
- Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 1 (satu)
- Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5 (lima)
Bila hal ini ditemukan dalam suatu tabel kontingensi, cara untuk menanggulanginyanya adalah dengan menggabungkan nilai dari sel yang kecil ke se lainnya (mengcollaps), artinya kategori dari variabel dikurangi sehingga kategori yang nilai harapannya kecil dapat digabung ke kategori lain. Khusus untuk tabel 2x2 hal ini tidak dapat dilakukan, maka solusinya adalah melakukan uji “Fisher Exact atau Koreksi Yates
Contoh kasus
Perusahaan penyalur alat elektronik AC ingin mengetahui apakah ada hubungan antara gender dengan sikap mereka terhadap kualitas produk AC. Untuk itu mereka meminta 25 responden mengisi identitas mereka dan sikap atau persepsi mereka terhadap produknya.
Permasalahan : Apakah ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC?
Hipotesis :
- H0 = Tidak ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC
- H1 = Ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC
Tolak hipotesis nol (H0) apabila nilai signifikansi chi-square < 0.05 atau nilai chi-square hitung lebih besar (>) dari nilai chi-square tabel.
1. Buatlah hipotesis
2. Lakukan penelitian dan kumpulkan data
Hasil penelitian adalah sebagai berikut (tentatif).
Kategori | Di bawah garis kemiskinan | Di atas garis kemiskinan | Total |
Tidak tamat SD | 8 | 4 | 12 |
SD | 20 | 17 | 37 |
SMP | 15 | 16 | 31 |
SMA | 3 | 23 | 26 |
Perguruan Tinggi | 2 | 22 | 24 |
Total | 48 | 82 | 130 |
3. Lakukan analisis
Kategori | Di bawah garis kemiskinan | Di atas garis kemiskinan | Total |
Tidak tamat SD O E | 8 4,43 | 4 7,57 | 12 |
SD O E | 20 13,66 | 17 23,34 | 37 |
SMP O E | 15 11,45 | 16 19,55 | 31 |
SMA O E | 3 9,60 | 23 16,40 | 26 |
Perguruan Tinggi O E | 2 8,86 | 22 15,14 | 24 |
Total | 48 | 82 | 130 |
Menurut teori genetika (Hukum Mendel I) persilangan antara kacang kapri berbunga merah dengan yang berbunga putih akan menghasilkan tanaman dengan proporsi sebagai berikut: 25% berbunga merah, 50% berbunga merah jambu, dan 25% berbunga putih. Kemudian, dari suatu penelitian dengan kondisi yang sama, seorang peneliti memperoleh hasil sebagai berikut, 30 batang berbunga merah, 78 batang berbunga merah jambu, dan 40 batang berbunga putih. Pertanyaannya adalah apakah hasil penelitian si peneliti tersebut sesuai dengan Hukum Mendel atau tidak?
Kategori | Merah | Merah Jambu | Putih | Jumlah |
Pengamatan (O) | 30 | 78 | 40 | 148 |
Diharapkan (E) | 37 | 74 | 37 | 148 |
Putih = 1/4 x 148 = 37
2. Menguji proporsi
Menurut teori genetika (Hukum Mendel I) persilangan antara kacang kapri berbunga merah dengan yang berbunga putih akan menghasilkan tanaman dengan proporsi sebagai berikut: 25% berbunga merah, 50% berbunga merah jambu, dan 25% berbunga putih. Kemudian, dari suatu penelitian dengan kondisi yang sama, seorang peneliti memperoleh hasil sebagai berikut, 30 batang berbunga merah, 78 batang berbunga merah jambu, dan 40 batang berbunga putih. Pertanyaannya adalah apakah hasil penelitian si peneliti tersebut sesuai dengan Hukum Mendel atau tidak?
Kategori | Merah | Merah Jambu | Putih | Jumlah |
Pengamatan (O) | 30 | 78 | 40 | 148 |
Diharapkan (E) | 37 | 74 | 37 | 148 |
Putih = 1/4 x 148 = 37
Kesimpulan
Contoh Kasus (2):
Ho : P
Kemudian tentukan nilai observasi (O) dan nilai ekspektasi (E) :
sekarang kita menentukan nilai tabel pada taraf nyata/alfa = 0.05. Sebelumnya kita harus menentukan nilai df-nya. Karena tabel kita 2x2, maka nilai df = (2-1)*(2-1)=1.
Gallery Uji Chi Square Adalah
Tutorial Rumus Chi Square Dan Metode Hitung Uji Statistik
Uji Chi Square Dua Sampel Independen Uji Chi Square Dua
Kumpulan Soal Pelajaran 8 Contoh Soal Chi Kuadrat
Statistik Nonparametrik Kuliah 3 Uji Chi Square Untuk
Cara Melakukan Uji Statistik Chi Square Spss Konsistensi
Chi Square Dg Spss Seri 7 Non Parametrik Junaidi
Manajemen Dan Analisa Data Aplikasi Uji Chi Kuadrat E
Metodologi Penelitian Metode Uji Chi Square Kai Kuadrat
Uji Chi Square Virda Alifiya Academia Edu
Uji Chi Square Dengan Spss Parameter D
Warta Ilmu Uji Chi Square Dengan Spss
Uji Chi Square Dengan Spss Parameter D
Uji Chi Square Dengan Spss Serta Interpretasi Lengkap Spss
Tabel Chi Square Dan Cara Menggunakannya
Uji Chi Square Dengan Spss Serta Interpretasi Lengkap Spss
Uji Chi Square Dengan Spss Serta Interpretasi Lengkap Spss
Uji Chi Square Dengan Spss Serta Interpretasi Lengkap Spss
Comments
Post a Comment